Mengenal Ritual Menghentikan Hujan Adat Sunda Karawang

Mengenal Ritual Menghentikan Hujan Adat Sunda Karawang

Masyarakat Karawang punya tradisi ritual menghentikan hujan. Sang pawang biasanya beraksi saat ada hajatan di kampung-kampung.  

TRADISI ritual menghentikan hujan banyak ditemui di seluruh Indonesia. Banyak cara dan mantranya. Yang jelas semuanya bersumber pada kepercayaan leluhur dan merupakan kearifan lokal. Tidak jelas sejak kapan tradisi dan ritual itu ada. Yang jelas ritual itu masih sering dipakai, terutama saat ada acara-acara besar seperti hajatan. Itulah yang masih berlaku sampai sampat saat ini, di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Karawang. Di banyak kampung dan desa di Karawang, tradisi itu masih sering dipakai, meski sudah ada penyerderhanaan tara caranya. Di kampung-kampung di daerah Kecamatan Pedes misalnya, ritual ngayun bantal yang dilakukan oleh sesepuh perempuan di dapur rumah yang punya hajat masih sering terlihat sampai sekarang. “Tujuannya untuk menjauhkan hujan, ataupun kalau hujan turunmya bukan di kampung yang sedang hajat,â€ ujar Mak Tuweng, nenek yang biasa melakukan ritual itu di Pedes. Dijelaskannya, ada jampe-jampe khusus yang dibacakan saat mengayun bantal dan dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan. Selain ritual ngayun bantal, masyarakat Karawang juga masih sering ritual menabur garam di kampung untuk mencegah hujan turun. Tabur garam biasanya dilakukan seorang pawang hujan yang memang sudah biasa melakukannya. Mengomentari hal itu, budayawan Karawang Basuni SR mengungkapkan jika tugas pawang hujan bukanlah menolak turunnya hujan, namun hanya memindahkan atau menunda saja. "Kalau sejarahnya saya juga kurang begitu hapal tapi pada intinya sudah ada sejak lama. Kaitannya untuk mengalihkan hujan ke tempat lain atau menahan ya, tidak menampik rezeki dari tuhan tapi agar suatu kegiatan itu lancar," katanya. Dijelaskan dia, dalam ritualnya pawang hujan memiliki cara masing-masing ketika beraksi. Biasanya seorang pawang hujan mendapat pekerjaan  untuk acara-acara pernikahan dan acara yang melibatkan orang banyak lainnya. Dijelaskan juga,  tak jarang pawang hujan saling 'berperang' untuk memindahkan hujan ke suatu titik. Hal itu disebabkan karena masing-masing pawang tidak mengetahui ada pawang lain yang bertugas di lokasi berbeda. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: